Friday, June 13, 2008

Review Kenangan Abu-abu di Koran Pikiran Rakyat

Kenangan Abu-abu - Ketika Cinta tak Lagi Bisa Memilih

Penulis: Winna Efendi
Penerbit: PT Andal Krida Nusantara (AKOER)
Tebal: 185 halaman

BELIA setuju gak kalo masa-masa SMA itu adalah masa yang paling indah. Masa ketika kita banyak melakukan coba-coba, baik yang positif maupun yang negatif. Yang positif misalnya dalam bidang pelajaran, cobain bikin rumus baru misalnya, kan keren kalo kamu bisa bikin rumus. Kalo yang negatif biasanya anak-anak sma tuh pada coba-coba ngerokok, parahnya lagi nyobain narkoba. Gawat tuh!

Anyway, kalo coba-coba yang satu ini pasti Belia pada ngerasain juga. Ya kan? Masa SMA zaman-zamannya cinta monyet, senengnya pacaran mulu, serasa dunia milik bedua, yang lainnya ngontrak! Hehehe. Nah, buku ini bercerita tentang dunia percintaan di masa-masa SMA.

Freya adalah cewek yang berpenampilan biasa saja, sederhana, dan pendiam. Tidak eksis seperti teman-teman yang gaul atau funky. Namun, ia murid yang pintar sampai pernah pada saat orientasi, namanya dipanggil karena memiliki nilai tertinggi yang hampir sempurna.

Gia adalah cewek yang cukup populer di sekolah. Ia cewek tercantik di sekolahnya, bisa dibilang bunga sekolah. Ia juga menjabat sebagai sekretaris OSIS. Ketika rapat OSIS, para senior selalu membicarakannya agar rapat tidakmembosankan tentunya.

Moses, sang ketua Osis adalah seorang yang dibesarkan dikeluarga yang tenang, datar, tidak terbawa emosi, dan sangat stabil. Itu pun yang menjadi sifat Moses. Moses pun berdampingan dengan Freya saat orientasi. Namun, Moses punya nilai sedikit lebih rendah daripada Freya.

Adrian, cowok yang menjadi pujaan cewek-cewek di sekolah. Setiap hari, lokernya selalu penuh dengan surat-surat dari fansnya. Wajar, tubuhnya yang atletis dan ketampanan membuat ia banyak dipuja wanita. Ditambah lagi karena ia jagoan basket. Gimana cewek-cewek enggak kesengsem tuh.

Erik, teman Freya sejak SMP, sudah dianggap seperti saudara. Manusia aneh, kurus, jangkung, dengan kacamatanya yang jadul, dan selera humor yang jayus. Erik enggak suka Freya berpacaran dengan Moses, karena menurutnya Moses sangat kaku. Tapi, diem-diem Erik menyukai Gia, sampai pada akhirnya ia memberanikan diri nembak Gia. Padahal Gia kan cinta mati sama Adrian.

Well, ceritanya Freya dan Gia ini sahabatan, begitu pun Moses dan Adrian. Moses sang ketua Osis, jatuh cinta dengan murid perempuan yang duduk di sebelahnya, Freya. Entah apa yang membuat Moses jatuh hati pada Freya. Namun, Freya itu cewek yang menarik. Cerita cinta Gia dan Adrian pun sama. Mereka merupakan pasangan yang membuat iri pasangan lain di sekolah. Kemesraan mereka sangat diperlihatkan di sekolah. Tidak seperti Moses dan Freya yang sepertinya masih malu-malu.

Konflik terjadi ketika Ibunya Adrian meninggal, ia merasa tidak ada yang mengerti keadaannya. Gia sang kekasih, malah terus mengingatkan Adrian akan sosok ibunya dan itu membuatnya marah. Ada yang lain dengan Freya, Adrian merasa Freyalah satu-satunya orang yang mengerti dengan keadaanya.

Karena Adrian merasa hanya Freya yang mengerti, akhirnya ia seperti mendapatkan sosok cewek yang diidamkan. Ketika masih berstatus pacar Gia, Adrian melakukan pendekatan ke Freya. Freya pun merasakan hal yang sama. Ia merasa nyambung dengan Adrian, karena punya pengalaman yang sama ketika ditinggal ibunya. Dan Freya pun merasa beda bersama Adrian, ia mendapatkan apa yang tidak diberi oleh Moses.

Kira-kira, gimana nih endingnya? Penasaran kan? Well, bagusnya buku ini, penulis memakai sudut pandang orang pertama dari kelima karakter yang tadi diceritain. Jadi cerita mengalir dari setiap karakter, itu yang membuat belia enjoy baca buku ini. Enggak ribet! ***

Sharifa Ainie

Link: http://beta.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=beritadetail&id=23878

1 comment: