Sunday, March 30, 2008

Free chapter untuk novel Kenangan Abu-Abu

Dalam rangka memperkenalkan novel bergenre teenlit pertama saya, KENANGAN ABU-ABU, saya memasukkan excerpt salah satu chapter dari novel itu sebagai preface.

Kenangan Abu-Abu berkisah mengenai empat orang sahabat yang menemukan cinta, mencoba mencari diri sendiri dan mengenal arti persahabatan yang sesungguhnya. Ini adalah cerita tentang Freya, Moses, Gia, dan Adrian. 2 pasangan idola yang paling popular. Freya yang cerdas dan selalu mendapatkan beasiswa. Moses, sang ketua OSIS yang punya wibawa dan kharisma. Adrian cowok gagah bertipe atlit, ganteng dan digandrungi semua cewek. Serta Gia cewek terpopuler di seluruh ESEMA. Berempat mereka terbelit tali cinta yang serba kusut dan membingungkan. Tapi apapun yang terjadi, inilah masa-masa kejayaan mereka. Merengkuh asmara dalam nadi-nadi darah muda. Inilah masa-masa yang patut dikenang.

Untuk excerpt perkenalan, linknya ada di:

http://www.goodreads.com/story/show/7195.Intro_Kenangan_Abu_Abu?chapter=2

Buku ini bisa dibeli di toko buku Gramedia ataupun retailer buku online seperti www.bukabuku.com dan www.buku135.com

Thanks! :)

Winna Efendi
penulis Kenangan Abu-Abu
http://kenangan-abu-abu.blogspot.com

Monday, March 24, 2008

Review Kenangan Abu-Abu dari Esti

Pas lagi ngecek email Yahoo tiba-tiba ada notification mengenai blog Esti yang menulis review mengenai Kenangan Abu-Abu.. berikut cuplikannya..

Baca buku ini bikin perasaan mengharu biru, seperti kembali ke jaman-nya pake abu2, inget cinta monyet, inget suasana sekolah ... buku ini BAGUS,bravo untuk sang penulis yang sukses membawaku kembali ke tahun 90-an, serasa pake abu2 lagi hari ini.. berasa awet muda (^_^)

A MUST READ book, seriously.

Jadi tersipu bacanya hehehehe. Review lengkap dan blog Esti bisa dilihat di:

http://estimiguelariel.multiply.com/reviews/item/67

Terima kasih ya, Esti!

Review Kenangan Abu-Abu dari Vilia

Ini adalah sepotong review novel dari salah satu teman dekat saya Vilia :)

Saya termasuk di antara mereka yang tidak memiliki kenangan abu - abu. Saat SMU saya sudah berada di Malaysia untuk menuntut ilmu dan dihadapkan kembali pada masa - masa di mana saya harus beradaptasi dan bersahabat dengan kemandirian. Namun membaca Kenangan Abu - Abu ini membuat saya teringat dengan masa - masa SMP saya. Masa di mana saya merasa tahu dan merasa mampu berbuat apa saja, serta merasa bangga saat melakukan hal - hal bodoh.

Masa - masa indah di mana kebebasan dan keberanian yang sama tidak akan bisa terulang kembali, termasuk masa di mana saya masih begitu percaya bahwa cinta adalah seperti kisah - kisah para putri Disneyland yang saya tonton, bahwa cinta adalah selalu sejati, dan tanpa cinta yang satu itu maka segalanya musnah tak berarti.

Saat itu saya juga masih percaya bahwa pria sama dengan wanita, begitu juga dengan cara berpikir mereka dan bahwa mereka akan rela melakukan dan meributkan hal - hal kecil demi perasaan mereka, seperti halnya yang dilakukan oleh kaum sejenis saya.

Membaca buku ini seperti melintasi dimensi dan waktu, dan itu memang keahlian Winna dalam menulis yang jarang saya temukan di penulis muda lainnya, dia (Winna) mampu membawa saya larut dalam kisahnya seolah menjalaninya bersama mereka.

Sisanya bisa dibaca di

http://viliaciputra.multiply.com/reviews/item/162

Thanks, Vilia! :)

Sunday, March 16, 2008

Review Kenangan Abu-Abu oleh Max

Baru-baru ini seorang teman baru mereview buku Kenangan Abu-Abu saya di blognya yang memang khusus meresensi berbagai buku menarik.

Berikut link-nya:

http://maxbooks.wordpress.com/2008/03/16/buku-enam-puluh-delapan/#comment-863

Dan ini isi resensinya:

Sungguh, Cinta Harus Memilih!

INI adalah cerita tentang dunia kita … dunia elu dan gue berdua! Dimana cinta selalu menjadi warna abu-abu yang membiaskan segala kenangan di bangku sekolah ESEMA. Diantara bilah-bilah kurang dari 1.100 hari, emosi, cinta, dan cemburu adalah ramuan yang selalu fatal. Membekas dan tidak pernah mau pergi. Sampai kapanpun!

Masa SMA adalah masa terindah. Inilah masa penuh warna, peralihan dari masa ABG menjadi remaja dan menjadi batu lompatan memasuki kedewasaan. Di sinilah masa di mana banyak orang mulai mengenal cinta sebenarnya, bukan lagi cinta monyet yang biasa menjangkiti para ABG. Di sinilah suka dan duka, cinta dan impian, harapan dan kewajiban terjalin sebagai kisah yang mewarnai hari-hari yang kurang dari 1.100 hari itu. Tiga tahun lamanya, kebersamaan menggapai masa depan yang indah ataupun kelabu, menjadi penggalan kisah hidup yang takkan pernah bisa dilupakan.

Tema itulah yang diangkat Winna Effendi dalam novel “Kenangan Abu-abu; Ketika Cinta tak lagi Bisa Memilih” terbitan Akoer ini. Membacanya, sungguh kita dibawa bernostalgia kembali dengan masa-masa yang pernah kita jalani itu. Dan Winna mengangkatnya dalam bentuk kisah persahabatan dan percintaan, sesuatu hal yang sebenarnya sulit untuk dipisahkan. Jika persahabatan dikawinkan dengan percintaan, maka pastilah lahir sebuah pengkhianatan.

Winna2Cara Winna bercerita, langsung mengingatkan pada pola penceritaan yang pernah diusung Donny Dhirgantoro dalam novel “5 cm” (Grasindo: 2006) dan “Travelers’ Tale, Belok Kanan: Barcelona!” karya keroyokan Adhitya Mulya, Alaya Setya, Iman Hidajat, dan Ninit Yunita (Gagasmedia: 2007). Dibanding “pendahulu-pendahulunya” itu, Winna tentu punya kelebihan dan juga kekurangan. Memosisikan diri untuk menyelami masing-masing karakter tokoh yang berbeda-beda dengan penjiwaan berbeda pula, jelas suatu hal yang sulit. Dan untuk sementara penulis muda berusia 22 tahun ini bisa dianggap sukses seperti yang telah dilakukan Donny serta Adhitya dan kawan-kawan. Maka jangan heran bila ceritanya mengalir dan berjalan lancar tanpa harus mengerutkan kening guna memahami psikologi masing-masing tokoh.





Lanjutan resensinya silakan dilihat di blognya Max :)

thanks, Max, for the nice review!