Baru-baru ini saya kembali menemukan energi dan inspirasi untuk menulis sequel Kenangan Abu-Abu, yang sampai sekarang terbengkalai di tengah chapter ketiga dan belum pernah sempat diedit. Sedikit lamban dalam mengumpulkan kembali ide-ide yang ada, juga mengolahnya menjadi drama yang normal namun menarik.. Ternyata menulis itu susah sekali, apalagi kalau lagi gak ada ide :)
Sequel ini dimulai dengan kisah Gia, dan saya memasukkan banyak karakter baru. Untuk sementara Adrian dan Freya harus tinggal di balik layar, begitu juga dengan Moses. Tapi Gia dan Erik menjadi highlight, juga karakter Ian yang diperkenalkan, dan Kylie serta Griffin yang konfliknya ingin saya telusuri.
Saat menulis, saya merasakan perbedaan jauh antara Freya dengan Gia. Menulis untuk Freya sebagai tokoh utama Kenangan Abu-Abu sangat mudah, karena saya sama mellow nya dengan Freya. Perasaan Freya yang kesepian dan cenderung pendiam itu sangat mudah dieksplorasi, dan di setiap bagian Freya akan selalu terasa kesepian, walaupun samar.
Sedangkan Gia adalah tokoh yang sama sekali berbeda. Gia menyenangkan dan bahagia, dan sulit menuliskan bagian sedih Gia tanpa melebih-lebihkan. Bagian Gia sangat sulit ditulis, karena saya berbeda dengan Gia dan harus membayangkan tindakan yang sangat cocok dengan dia. Mungkin ini challenge tersendiri.
Lama kelamaan, saya pun mulai menyukai karakter Gia.